Resolusi Konflik Dalam PEMILU 2004
Andik Matulessy
Analisis Psikologi Politik
Diberikan dalam Psycho Expo Fak. Psikologi Universitas Indonesia
Jakarta,3 Maret 2004
Pendahuluan
Pemilu 2004 ini merupakan ajang pesta demokrasi kedua setelah era reformasi 1998. Pada Pemilu inilah diharapkan akan menjadi proses belajar dan pendewasaan politik . Selain itu sejak Pemilu 1999, nampak sekali civilized democracy dilakukan, tidak seperti sebelumnya yang mengandalkan pada authoritarian democracy. Pada saat awal memang proses politik nampak sekali demokratis, Jurdil dan transparans, sebagai akibat dari tuntutan sebagian besar masyrakat yang tidak menginginkan adanya single majority dari suatu parpol tertentu. Ditambah lagi banyak sekali lembaga pengawas pemilu yang dibentuk oleh kalangan LSM, perguruan tinggi dan masyarakat asing diperbolehkan untuk memantau pesta demokrasi tahun 1999 tsb. Namun demikian syarat peserta partai pemilu yang sangat mudah, membuat banyak parpol yang sekedar “jual obat”, laris tidak laris tutup pindah ke tempat lain. Selain itu sentimen akan partai “orba” membuat partai yang sebelumnya siap menang dan ternyata menang telak, tidak siap memunculkan kader partai yang berkualitas, sehingga banyak anggota legislative yang “plin plan”, aji mumpung dan sama sekali tidak memiliki sensitivitas akan kehidupan masyarakat.
Lebih jauh lagi pemilu 1999, muncul ekses akibat “no party will win a majority in elections”, yakni kabinet pelangi yang rentan akan instabilitas, money politic dan politik dagang sapi. Maka jatuhlah Gus Dur yang hanya 8 bulan berkuasa pada saat itu, dan berganti dengan Megawati yang sebelumnya sangat bergantung pada Gus Dur. Jadi pendewasaan politik ternyata belum muncul walaupun reformasi muncul. Pada saat itulah bibit-bibit konflik yang dulunya terkutub antara masyarakat bawah dengan penguasa tunggal Orba, berganti dengan konflik antara grass root masing-masing parpol. Dan saya yakin dendam itu akan berlanjut pada pemilu pada tahun 2004 ini.
Massa, Kerusuhan dan Konflik Sosial : Suatu Telaah Psikologi Sosial
Andik Matulessy
Diberikan dalam rangka Acara Pelatihan Kader Bangsa Wilayah Indonesia Timur,
Batu, Malang, 6 Agustus 2005
Saya mimpi tentang sebuah dunia, Dimana ulama-buruh dan pemuda, Bangkit dan berkata-Stop semua kemunafikan, Stop semua pembunuhan atas nama apapun
…….Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, Agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun, Dan melupakan perang dan kebencian, Dan Hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Tuhan- Saya mimpi tentang dunia tadi, Yang tak pernah akan datang (Soe Hok Gie)
Fenomena Konflik yang Berujung Kerusuhan
Akhir-akhir ini semakin banyak konflik atau kerusuhan terjadi di Indonesia. Hal tersebut tentunya akan menjadi permasalahan yang mengganggu kelancaran pembangunan yang membutuhkan persatuan dan kesatuan untuk mencapai suatu stabilitas nasional yang mantap. Permasalahan yang bersumber dari sentimen SARA menjadi pertanyaan bagi semua kalangan, karena dalam sejarah selama ini semua unsur etnis dapat hidup berdampingan secara damai.
Pada perkembangannya persoalan SARA menjadi dasar terjadinya konflik yang serius dan berkepanjangan. Ada beberapa kasus besar dalam periode 10 tahun ini, misalnya kasus pengrusakan gereja di Situbondo, kerusuhan di Rengasdengklok yang menyebabkan kerusakan vihara dan gereja, kerusuhan di Ketapang-Jakarta, pembakaran gereja di Kupang, pengrusakan tempat ibadah agama di Pasuruan, kerusuhan politis yang diarahkan pada kerusuhan antar umat beragama yang terjadi di Ambon & Maluku Utara, serta kerusuhan Poso yang baru-baru saja menyeruak dengan adanya penembakan terhadap seorang pemimpin agama di tempat ibadahnya.
Fenomena tersebut menunjukkan suburnya bibit-bibit permusuhan antar kelompok. Sementara itu persoalan konflik antar kelompok ini sulit untuk diselesaikan atau dihentikan karena begitu lamanya tidak mendapatkan solusi sehingga menimbulkan dendam berkepanjangan bagi pengikutnya. Hal ini nampak dari kerusuhan yang terjadi di Ambon, Maluku Utara dan Poso, yang berlarut-larut dan diturunkan dari generasi satu ke generasi yang lain, sehingga tinggal menunggu bom waktu pemicu kerusuhan.
Selamat Datang
Selamat datang di website pribadi saya. Semoga website ini dapat berguna bagi mahasiswa saya khususnya dan bagi seluruh masyarakat pada umumnya. Amin...